Jakarta Melayu Festival 2016 Bakal Menggoyang Ancol Beach City
Musik Melayu tetap punya penggemar fanatik, meski geliatnya tidak segegap gempita jenis musik lain. Adalah Geisz Chalifah dari Gita Cinta Production (GCP) yang selalu berjuang menghidupkan musik Melayu. Terutama lewat ajang Jakarta Melayu Festival (JMF) yang sudah empat kali digelar. Tahun ini, JMF memasuki tahun penyelengaraan kelima dan akan digelar pada 20 Agustus 2016 di Ancol Beach City, Jakarta.
“Setelah empat tahun, kita buat JMF dalam ruangan, tahun ini kami buat di pantai. Kenapa? Karena Melayu itu sesungguhnya berada di pesisir,” ujar Geisz dalam jumpa pers di Tebet Timur Dalam Raya, Jakarta Selatan, Rabu (10/8/2016). Hadir di tengah acara antara lain Ferry Mursyidan Baldan, Anies Bawesdan dan Fadli Zon. “Mereka ini sudah mendukung sejak penyelenggaraaan JMF pertama kali,” kata Geisz tentang kehadiran tokoh-tokoh nasional hari itu.
Karena dilaksanakan bertepatan dengan bulan Merdeka, pergelaran JMF 2016 mengusung tema “71 Tahun Daulat Negeri” dirancang dalam rangka peringatan HUT RI ke 71. “Dan pertunjukan ini tidak memungut biaya masuk alias gratis, karena kami ingin mendekatkan budaya Melayu kepada masyarakat,” ucapnya sambil menyebut pentas akan diisi Iyeth Bustami, Hendri Lamiri, Amigos Band, Tom Salmin diiringi Anwar Fauzi Orchestra.
Menurut Geisz, konsep tampilan JMF 2016 akan menyerupai Java Jazz. “Kami akan banyak berimprovisasi. Kemampuan individual kami tampilkan, tapi dengan format Melayu,” ucapnya. Di lain hal, “Ini kan menunjukkan bahwa Melayu bisa diterima oleh generasi muda, tanpa kehilangan orisinalitasnya,” tambah dia.
Dalam pandangan Fadli Zon acara JMF 2016 patut untuk dihargai dan diapresiasi sebagai wujud kecintaan terhadap budaya bangsa Indonesia dan musik Melayu. “Melayu ini identitas penting tapi lama kelamaan makin tergusur. Karena itu, inisiatif untuk mengandakan ini adalah salah satu yang patut didukung untuk diapresiasi dan menghargai musik melayu,” kata Fadli Zon.
“Mengapa ini penting? Dalam musik ini ada syair yang bisa masuk alam bawah sadar. Salah satu kekuatan musik Melayu adalah dari syair yang mengirim pesan tentang moral, keindahan, dan kehidupan. Ini yang harus kita besarkan. Saya berharap dari festival ini akan mengirimkan pesan-pesan positif untuk negara kita,” ujar Anies Baswedan.
Pengamat musik Bens Leo yang juga hadir dalam konferensi pers ini mengusulkan perlu dibuat pameran memorabilia tentang Melayu dalam acara ini. “Untuk menguatkan kesan Melayu dan membagikannya dengan para penonton. Ini akan membuat JMF semakin berbeda dari festival musik yang selama ini ada!”