Ditjen Tata Ruang Jemput Bola dalam Menampung Aspirasi dari Asosiasi

Jakarta – Tak perlu menunggu waktu yang lama, beberapa hari setelah dilantik sebagai Direktur Jenderal Tata Ruang, DR. Ir. Budi Situmorang, MURP, menerima undangan ramah tamah dari IAP (Ikatan Ahli Perencanaan) untuk menjalin kemitraan dengan asosiasi terkait dan bermanfaat sebagai wadah menerima aspirasi/masukan mengenai pelaksanaan penataan ruang ke depannya. “Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya atas kesempatan untuk mendengarkan masukan-masukan dari teman-teman yang nantinya akan membantu dalam pelaksanaan penataan ruang” Ujar Budi pada sore itu.(26/5)

Pada kesempatan ini ketua IAP, Bernardus Djonoputro menyampaikan isu-isu strategis di tata ruang yang antara lain adalah leadership dalam perencanaan tata ruang, pentingnya untuk melihat kembali dan padu serasi UU yang membawahi tata ruang, pembinaan pengembangan profesi yang membawahi pekerjaan yang berkaitan dengan penataan ruang. IAP juga menyoroti masalah pendidikan bagi para tenaga ahli perencana yang nantinya bisa mencetak prefesional-profesional dengan etika dan teknik-teknik perencanaan yang mumpuni. “Adanya forum seperti ini sangat penting bagi kita dan para pengambil kebijakan untuk menjalin hubungan demi tercapainya tujuan dari adanya sebuah perencanaan tata ruang” tambah Bernardus.

Menjawab isu-isu dari IAP tersebut Budi mengutarakan “menurut saya isu-isu itu adalah isu yang pasti terjadi di dalam perkembangan zaman. Yang menarik yang sedang kami hadapi adalah Tata Ruang kini berada di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Posisi Tata Ruang semakin menarik. Kawan-kawan BPN di daerah sedang dipersiapkan untuk dapat menyediakan sertifikat tanah berbasis tata ruang, hal ini merupakan posisi yang sangat strategis untuk kita manfaatkan sebanyak-banyaknya.”

“Beberapa kebijakan di tata ruang yang sudah kami ambil adalah, tahun ini kami harus sukseskan penyelesaian semua RTRW dan kita akan bersiap-siap di RDTR, dengan segala konsekuensinya. Bahkan 2017 akan lebih banyak RDTR yang harus diselesaikan. Ini memang pekerjaan daerah, tapi ada beberapa porsi yang harus kita dorong, seperti peta dan persetujuan substansi. Dilakukan dengan cepat selama satu minggu dan selambat-lambatnya satu bulan.” tegas Budi.

Pada kesempatan diskusi, Gugun dari Jaringan Kota meminta agar masyarakat lebih dilibatkan dalam pembuatan rencana tata ruang. “Jakarta sedang menuju era peninjauan kembali, harapan kami agar masyarakat bisa mengutarakan aspirasinya dan mengetahui dengan pasti peruntukan tempat tinggalnya, jangan sampai karena ketidaktahuan mereka nantinya akan digusur atau dikenakan sanksi lainnya”. Menjawab pertanyaan tersebut Budi mengutarakan “sebenarnya pemahaman mengenai tata ruang seharusnya sudah ada di hidup mereka, karena sebenarnya ilmu penataan ruang lahir dari perilaku manusia juga. Sudah banyak yang kami lakukan untuk lebih melekatkan tata ruang di kehidupan keseharian kita, seperti penyelenggaraan pelopor penataan ruang yang difokuskan kepada pelajar SMA/SMK. Pelajar-pelajar tersebut kita didik, dan duta terpilih dari setiap provinsi kami undang ke Jakarta, untuk kami bina lagi secara mendalam dan lebih komprehensif dengan harapan mereka nantinya akan menularkan ilmu mereka kepada masyarakat sekitar”.

Ramah tamah ini dihadiri oleh praktisi professonal dan akademisi di bidang tata ruang, pensiunan perencana tata ruang, jaringan kota, Universitas Indonesia, Tarumanegara, tokoh arsitektur, tokoh perumahan, dan lain sebagainya.

Sebagai penutup Budi memastikan bahwa masukan-masukan yang didapat pada acara ramah tamah ini akan ditindaklanjuti dan Direktorat Jenderal Tata Ruang akan menyelenggarakan forum seperti ini lagi untuk mendapatkan masukan-masukan untuk penataan ruang yang lebih baik kedepannya.

Sumber : http://www.bpn.go.id/Berita/Siaran-Pers/ditjen-tata-ruang-jemput-bola-dalam-menampung-aspirasi-dari-asosiasi-63097

Berita Terbaru